Rabu, 13 Januari 2010

IPTEK DAN IMTAQ

Pengertian, manfaat, dan pengaruh iptek terhadap imtaq 
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’ yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.

Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah saw — yang dipelajari melalui agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah swt, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.

IPTEK dan IMTAQ
Keutamaan IPTEK tercantum dalam Al-Quran surah:

  • Al Mujadalah: 11
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,’Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, ‘ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu,’ maka berdirilah, niscaya Allah akan Mengangkan derajat orang-orang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.”

  • Az Zumar: 9
“(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut akan adzab akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, ‘apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sebenarnya hanya orang-orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.”

  • Al Baqarah: 269
“Dia Memberikan hikmah102 kepada siapa saja yang Dia Kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal sehat.”
(102 Hikmah adalah kemampuan untuk memahami syariat-syariat agama.)

Keutamaan Mukmin yang berilmu
Keutamaan orang-orang yang berilmu dan beriman sekaligus, diungkapkan Allah dalam ayat-ayat berikut:
“Katakanlah: ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?’ Sesungguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS.
Az-Zumar [39] : 9).

“Allah berikan al-Hikmah (Ilmu pengetahuan, hukum, filsafat dan kearifan) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al-Hikmah itu, benar-benar ia telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (berdzikir) dari firman-firman Allah.” (QS. Al-Baqoroh [2] : 269).
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS Mujaadilah [58] :11)

Rasulullah saw pun memerintahkan para orang tua agar mendidik anak-anaknya dengan sebaik mungkin. “Didiklah anak-anakmu, karena mereka itu diciptakan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu kini.” (Al-Hadits Nabi saw). “Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap Muslimin, Sesungguhnya Allah mencintai para penuntut ilmu.” (Hadis Nabi saw).

Mengapa kita harus menguasai IPTEK? Terdapat tiga alasan pokok, yakni:
  1. Ilmu pengetahuan yg berasal dari dunia Islam sudah diboyong oleh negara-negara barat. Ini fakta, tdk bisa dipungkiri.
  2. Negara-negara barat berupaya mencegah terjadinya pengembangan IPTEK di negara-negaraIni fakta yang tak dapat dipungkiri.
  3. Adanya upaya-upaya untuk melemahkan umat Islam dari memikirkan kemajuan IPTEK-nya, misalnya umat Islam disodori persoalan-persoalan klasik agar umat Islam sibuk sendiri, ramai sendiri dan akhirnya bertengkar sendiri.
Selama 20 tahun terakhir, jumlah kaum Muslim di dunia telah meningkat secara perlahan. Angka statistik tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta; sekarang, angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Kini, setiap empat orang salah satunya adalah Muslim. Bukanlah mustahil bahwa jumlah penduduk Muslim akan terus bertambah dan Islam akan menjadi agama terbesar di dunia. Peningkatan yang terus-menerus ini bukan hanya dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah di negara-negara Muslim, tapi juga jumlah orang-orang mualaf yang baru memeluk Islam yang terus meningkat, suatu fenomena yang menonjol, terutama setelah serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001. Serangan ini, yang dikutuk oleh setiap orang, terutama umat Muslim, tiba-tiba saja telah mengarahkan perhatian orang (khususnya warga Amerika) kepada Islam. Orang di Barat berbicara banyak tentang agama macam apakah Islam itu, apa yang dikatakan Al Quran, kewajiban apakah yang harus dilaksanakan sebagai seorang Muslim, dan bagaimana kaum Muslim dituntut melaksanakan urusan dalam kehidupannya. Ketertarikan ini secara alamiah telah mendorong peningkatan jumlah warga dunia yang berpaling kepada Islam. Demikianlah, perkiraan yang umum terdengar pasca peristiwa 11 September 2001 bahwa “serangan ini akan mengubah alur sejarah dunia”, dalam beberapa hal, telah mulai nampak kebenarannya. Proses kembali kepada nilai-nilai agama dan spiritual, yang dialami dunia sejak lama, telah menjadi keberpalingan kepada Islam.
Hal luar biasa yang sesungguhnya sedang terjadi dapat diamati ketika kita mempelajari perkembangan tentang kecenderungan ini, yang mulai kita ketahui melalui surat-surat kabar maupun berita-berita di televisi. Perkembangan ini, yang umumnya dilaporkan sekedar sebagai sebuah bagian dari pokok bahasan hari itu, sebenarnya adalah petunjuk sangat penting bahwa nilai-nilai ajaran Islam telah mulai tersebar sangat pesat di seantero dunia. Di belahan dunia Islam lainnya, Islam berada pada titik perkembangan pesat di Eropa. Perkembangan ini telah menarik perhatian yang lebih besar di tahun-tahun belakangan, sebagaimana ditunjukkan oleh banyak tesis, laporan, dan tulisan seputar “kedudukan kaum Muslim di Eropa” dan “dialog antara masyarakat Eropa dan umat Muslim.”
Beriringan dengan berbagai laporan akademis ini, media massa telah sering menyiarkan berita tentang Islam dan Muslim. Penyebab ketertarikan ini adalah perkembangan yang terus-menerus mengenai angka populasi Muslim di Eropa, dan peningkatan ini tidak dapat dianggap hanya disebabkan oleh imigrasi. Meskipun imigrasi dipastikan memberi pengaruh nyata pada pertumbuhan populasi umat Islam, namun banyak peneliti mengungkapkan bahwa permasalahan ini dikarenakan sebab lain: angka perpindahan agama yang tinggi. Suatu kisah yang ditayangkan NTV News pada tanggal 20 Juni 2004 dengan judul “Islam adalah agama yang berkembang paling pesat di Eropa” membahas laporan yang dikeluarkan oleh badan intelejen domestik Prancis. Laporan tersebut menyatakan bahwa jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di negara-negara Barat semakin terus bertambah, terutama pasca peristiwa serangan 11 September. Misalnya, jumlah orang mualaf yang memeluk Islam di Prancis meningkat sebanyak 30 hingga 40 ribu di tahun lalu saja.
Mengapa kita harus menguasai IPTEK? Ada tiga alasan mengapa kita harus menguasai IPTEK, yaitu:
  • Ilmu yang tadinya milik Islam diboyong oleh negara-negara Barat (atau dengan kata lain dicuri). Negara-negara Barat ingin Islam jatuh dalam keterpurukan.
  • Mencegah penjajahan kaum lain. Masih ingat bagaimana Indonesia dijajah oleh Belandaberpuluh-puluh tahun silam? Ya, hal itu disebabkan diantaranya karena rakyat Indonesia saatitu masih bodoh, sehingga mudah ditipu dan diadu-domba, sehingga mudah pulalah kita dijajah.
  • Terdapat upaya-upaya melemahkan umat Islam dari pemikiran kemajuan IPTEK oleh bangsabarat.
Alasan kita harus menguasai IPTEK telah kita singkap diatas. Nah, bagaimana damapak kemajuan IPTEK ini bagi umat Islam?

Para petinggi gereja di Vatikan, Roma mengadakan konferensi yang dihadiri oleh petinggi-petinggi gereja dari berbagai belahan dunia. Mereka berdiskusi tentang pesatnya perkembangan Islam di Eropa. Mereka mengatakan stu-satunya jalan agar Islam tidak berkembang lagi adalah dengan TIDAK lagi mentolelir Islam di Eropa.
Nah, oleh karena inilah kemajuan IPTEK sangat berdampak bagi kehidupan umat Islam. Agar tidak kalah dengan bangsa lain, sudah semestinya kita bersatu menguasai IPTEK itu.
Dampak IPTEK bagi Islam tentu ada dua jenis. Pertama, dampak positif. Seperti apa? Coba kita lihat berbagai media yang menyajikan program-program seperti SMS Hadits, PocketQuran di Internet, atau berbagai posting islami.
Jika terdapat dampak positif, tentu kita pun akan membicarakan tentang kebalikannya. Dampak negatif teknologi sangatlah banyak jika dibadingkan dengan dampak positifnya. Mengapa? Karena zaman ini teknoloogi telah banyak dikuasai bangsa barat. Coba tengok ke Internet. Dimana-mana pastilah banyak posting-posting yang bertentangan dengan Islam. Bahkan, seolah mengajak kita meninggalkan Islam. Lihat ke TV, benda yang paling sering kita gunakan. Acara-acara yang notabene seru ditayangkan di saat-saat kita harus beribadah, bukan? Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi akhlaq kita untuk menunggalkan shalat.
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa ingin dunia hendaklah ia berilmu, barangsiapa ingin akhirat hendaklah ia berilmu, dan barangsiapa ingin keduanya hendaklah ia berilmu.” (HR Ahmad).
Bagaimana dengan IMTAQ?
IPTEK harus berimbang dengan IMTAQ. Jika kita bertanya, mana yang harus dimiliki terlebih dulu? Apa jawaban anda? Menurut saya, tentu saja IPTEK. Mengapa? Anda jangan berpikir bahwa yang namanya IPTEK itu hanya sebatas teknologi. Bukankah cara membaca Al Quran, cara Shalat, cara berwudlu, dan lain-lain itu juga merupakan IPTEK? Bagaimana kita bisa ibadah jika ilmu untuk beribadah itu pun kita tak punya? Namun, tetap saja, jika kita telah mendapatkan IPTEK, segeralah imbangi diri anda dengan IMTAQ.
Tahukah anda, apa saja yang dapat melemahkan iman?
Terjerumus ke dalam kemaksiatan.
Malas Ibadah.
Memudarnya tali ukhuwah islamiyah.
Sibuk dengan urusan duniawi.
Mencela kebaikan yang kecil.
Sedangkan hal-hal yang dapat membangkitkan keimanan kita adalah:
Tilawah.
Berteman dengan orang-orang yng shaleh
.